evaluasi-validata-hiv-sumsel2019
Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sumsel, Dra. Lesty Nurainy, Apt.,M.Kes. (Duduk tiga dari kanan), Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Ferri Yanuar, SKM., M.Kes, Ka. Sie P2PMenular, H. Muyono, M.Kes., Pengelola Program HIV Sumsel, dr. Asmarani ma'mun, M.Kes dengan Irma, SKM, bersama Province Project Officer beserta para peserta Pelaksanaan Evaluasi dan Validasi Data HIV AIDS & PIMS. (Penyakit Infeksi Menular Seksual). Aston Palembang, 3/7/19.

Dinkes.sumselprov.go.id, HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV/AIDS merupakan penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual)  yang paling berbahaya karena menyerang kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh menjadi rentan dan tidak mampu melawan penyakit. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan,Dra.Lesty Nurainy,Apt,M.Kes, dalam sambutannya di kegiatan evaluasi dan validasi data HIV/AIDS,IMS, Hotel Aston Palembang, Selasa, 2 Juli 2019, mengatakan,” bahwa untuk mendukung strategi pengendalian HIV dan upaya penanggulangan  AIDS  di Provinsi Sumatera Selatan ,diperlukan data jumlah orang terinfeksi  HIV/AIDS, dan IMS yang valid, karena akan berdampak langsung pada penyediaan upaya pelayanan HIV/AIDS secara komprehensif, seperti layanan konseling dan tes HIV, layanan pengobatan, serta pelayanan dukungan lainnya”.

Pada kesempatan yang sama Kepala Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular,H.Muyono,S.Sos,M.Kes, dalam laporannya mengatakan kegiatan ini  selain dilakukan sosialisasi mengenai issue terbaru dari pengendalian program HIV/ AIDS dan IMS juga dalam rangka meningkatkan kapasitas para pemberi layanan HIV/AIDS dan IMS, serta memperkuat akselerasi program HIV/AIDS dan IMS yang selama ini masih mempunyai beberapa kelemahan seperti masih banyak perbedaan dalam pengertian setiap variabel laporan. Padahal data HIV/ AIDS dan IMS merupakan satu hal yang sangat penting untuk melihat pola epidemi yang terjadi saat ini dan prediksi di saat mendatang, karena penularan melalui jalur seksual masih menjadi risiko penularan yang tertinggi dan masih akan menjadi yang tertinggi di beberapa tahun mendatang bila kita melihat makin maraknya kelompok risti baik KAPs maupun di masyarakat umum, seperti fenomena makin banyaknya kelompok LSL yang bermunculan baik yang usia muda maupun dewasa.Dengan adanya pendataan yang baik maka dapat menjadi dasar untuk menetukan intervensi yang akan dilakukan.